Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2014

Bebas dari Candu rokok dgn Memaafkan.

Pada dasarnya semua perokok tahu bahwa merokok dapat merusak kesehatan, namun mayoritas dari mereka merasa kesulitan untuk meninggalkan aktifitas merokok, meskipun ada informasi yang mengerikan sekalipun seperti filter rokok yang mengandung darah babi, dll. Kenapa? Saya sdah sering membantu anak-anak dan orang dewasa yg ingin bebas dari kecanduan rokok, se-kali hingga dua kali terapi mereka biasanya merasa sdah "emooh" atau tidak selera lagi untuk menghisap rokok hingga hari ini. Namun beda dgn klien sy yg satu ini, sudah empat kali terapi namun minatnya untuk menghisap rokok makin menjadi, meskipun intensitasnya berkurang nmun klien tetap merasa sedih, berhubung dia masih pelajar SMP kelas 8 dan punya cita-cita jadi tentara. Sy kemudian bertanya-tanya dalam hati, apa yg salah dgn teknik terapinya? Atau saya yg kurang ikhlas ya?hehehe Sebab menurut saya anak ini sdah memenuhi syarat "penyembuhan", yaitu keinginan untuk lepas dari candu rokok sangat besar. Hingga

Pujian FISIK pada Anak merusak mental?

Gambar
Memuji fisik pada anak (Anak sendiri atau anak orang lain) dibawah 7 tahun sebaiknya dihindari atau dikurangi agar anak tidak mengalami TRAUMA di masa depan. Lho kok bisa?, pujian fisik yang seperti apa? Pujian fisik itu seperti: "guantengnya anakku", "anakmu cantik banget ya, iih gemes aku", "anakmu ini mirip siapa sih, kok cantik skali", "adek kok ganteng banget sih, kyaknya klau besar jadi artis nih" dan masih banyak pujian fisik lainnya. Sayapun awalnya tidak menyangka klau pujian semacam itu dapat membuat anak trauma di kemudian hari. Susi adalah siswa kelas 2 smp di kota malang, dia dikenal pendiam dan suka menyendiri di kelas. Saat tugas kelompok jarang mau ikut, akibatnya dia otomatis dijauhi oleh teman2nya yg lain. Teman2nya menilai susi anak yang sombong, tapi guru dan ortunya menilai susi anak yang minder. Ortunya mengakui klau susi waktu kecil termasuk anak yg aktif dan periang, setiap ketemu orang yg datang ke rumahnya pasti dia

BUDAYA MENGHUKUM DAN MENGHAKIMI PARA PENDIDIK DI INDONESIA

Gambar
Ditulis oleh: Prof. Rhenald Kasali (Guru Besar FE UI) LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa. ...Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana. Saya memintanya memperbaiki kembali, sampai dia menyerah. Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberinilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri. Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya s

Orangtua Masih "Terlena" Nilai Akademik Dibanding Pendidikan Karakter

Gambar
KOMPAS.com -- Sebagai orangtua, siapa pun ingin anak-anaknya bisa bersekolah dengan reputasi bagus, berprestasi, dan memiliki fasilitas memadai. Orang selalu menganggap gedung dan fasilitas sekolah bagus itu sesuai perkembangan zaman sehingga sekolah seperti itu dinilai berkualitas bagus pula. Namun demikian, berapa banyak di antara orangtua itu yang lebih memikirkan kurikulum pelajaran yang diajarkan di sekolah? Pendidikan karakter seperti apa yang diajarkan di sana dan bagaimana kualitas guru-gurunya, serta budaya di sekolah itu? "Ini ibarat melihat mutiara dalam kotak perhiasan yang cantik. Kebanyakan orang hanya fokus pada kotak pembungkus di luarnya, dan bukan pada mutiara di dalamnya. Terlalu fokus pada kotak luarnya hanya akan membuat mutiaranya jadi terlupakan. Ini paradigma yang harus diubah orangtua saat bicara pendidikan," kata Bill McIntyre, Director of International Education Practice Franklin Covey, dalam seminar guru dan kepala sekolah "

Ice breaking untuk mengajar tidak berfungsi, Kenapa?

Gambar
Ice breaking adalah salah satu strategi penting untuk menjadikan suasana kelas kita cair, menyenangkan,siswa kembali fokus pada materi dan menghilangkan rasa kantuk. Ice breaking bisa berupa yel-yel ceria, sapaan 'hallo' dari gurunya  dan 'hai' dari siswanya, guru berstand commedy,dll namun ada yang lebih penting yang perlu kita perhatikan sebagai guru, bahwa sebagus apapun ice breaking yang kita bawakan di kelas akan KURANG MENDAPATKAN RESPON POSITIF DARI SISWA apabila kita masih dbenci oleh siswa2 kita. Zaman berubah namun fungsi perasaan manusia tetaplah sama, karena benci, kebaikan dan kebenaran tidak dianggap. dan karena cinta keburukan dan kejahatan diterima.... Maka dapatkanlah cinta tulus dari  siswa, dengan cara memberi cinta dan kepedulian. #semoga bermanfaat Jika anda seorang guru tingkatan apapun, ingin mengetahui bagaimana cara dan langkah-langkah detail untuk mrndapatkan cinta dari siswa yang terlanjur membenci kita, silahkan ikuti

Sekolah Berkarakter, Mulai Dari Mana?

Gambar
Menjadi Sekolah yang berkarakter, dimulai dari mana?. pertanyaan ini seringkali menjadi bahan diskusi yang sangat menarik dan tidak ada habis-habisnya dikalangan para pecinta pendidikan hingga saat ini. Hal ini bisa dilihat dari sisi positif bahwa sekolah telah merasakan pentingnya pendidikan berkarakter untuk menangani masalah karakter anak yang saat ini kian memprihatinkan, diskusi mengenai sekolah berkarakter ini kami nilai tidak akan berujung karena sebagian kalangan menganggap pendidikan karakter ini hanya bersifat formalitas saja, Pemerintah dinilai tidak serius bahkan melakukan tindakan berlawanan (kontradiktif) dengan tujuan pendidikan berkarakter ini sendiri, yaitu MENCETAK GENERASI MUDA YANG BERPRESTASI SEKALIGUS BERKARAKTER. Bukti bahwa pemerintah tidak serius mencanangkan pendidikan karakter ini adalah... 1. Sekolah diminta menerapkan pendidikan berkarakter, disisi lain tayangan televisi yang tidak senonoh dan merusak karakter anak terus diberi ijin untuk ditayangkan,

Cara Menghilangkan Phobia dan Rasa Takut Pada Anak

Gambar
Setiap manusia pastinya memiliki rasa takut pada sesuatu. Apalagi anak kita, jika rasa takut itu berlebihan maka sudah masuk kategori phobia, misalnya takut berlebihan pada kegelapan, suara petir, monster dan lain sebagainya. Sebagai orang tua tentunya anda wajib untuk dapat menghilangkan dan mengatasi rasa takut yang berlebihna tersebut. Boleh saja takut, namun jika telah berlebihan hal tersebut akan berbahaya bagi perkembangan psikologis seorang anak. Oleh karena itu sebelum rasa phobia dan rasa takut itu telah mengakar pada jiwa anak anda, maka anda perlu cara yang baik untuk mengatasinya. Ilustrasi Anak yang Ketakutan Berikut Cara Menghilangkan Phobia dan Rasa Takut Pada Anak 1. Memahami rasa takut anak Rasa takut muncul pada anak dalam usia yang berbeda-beda. Rasa takut kadang muncul saat anak terlalu bnayak berimajinasi terhadap sesuatu, misalnya saat berada pada tempat yang gelap seorang anak merasa takut karena membayangkan berbagai hal yang tiba-tiba muncul saat berada di

Cara Mengatasi Phobia pada Anak (Takut petir)

Gambar
Phobia sering kali disebut rasa takut yg tidak normal (berlebihan) pada suatu keadaan dan benda tertentu, penyebabnya karena faktor emosi negatif yang ter-"achoring" pada keadaan atau benda tertentu, contohnya takut suara petir,  karena emosi negatif (rasa takut) anak dibangkitkan pada saat mendengar petir atau melihat kilatannya, contoh putra saya takut petir karena pengasuhnya tdk sengaja mengatakan "ayo bobok, nanti digigit petir"'sejak saat itu putra saya yang berusia 3 tahun takut jika mendengar suara atau kilatan petir hingga akhirnya "sembuh" karena saya terapi. Apakah phobia pada anak harus disembuhkan?. Sebagai orang tua yang baik tentu kita tidak ingin anak kita menderita karena mendengar suara petir kan?.  Perlu kami sampaikan bahwa cara menyembuhkan phobia pada anak dibawah usia 5 tahun sangat mudah sekali dibandingkan anak usia di atasnya. Orang tua, guru (paud dan TK) bisa melakukannya sendiritanpa harus menguasai hipnotherapy. Car